Jembatan Jelok Bangkit Kembali

Tahun 2017, tepatnya pada tanggal 28 November adalah hari dimana jembatan Jelok yang menjadi satu-satunya penghubung dusun Jelok dengan dusun lainnya putus dan tumbang.  hal ini dikarenakan adanya dampak dari tingginya curah hujan yang melanda sebagian besar wilayah Yogyakarta dan mengakibatkan banjir yang luar biasa besar di sungai Oyo.



Semangat dan Kebersamaan Kampoeng Jelok Resto

Di Kampoeng Jelok Resto, perpaduan alam pedesaan dan keramahan penduduknya berbaur menjadi kehangatan tersendiri.

Anda dapat merasakan semangat dan kebersamaan kehidupan pedesaan karena kami semaksimal mungkin memanfaat potensi masyarakat setempat, mulai dari tenaga hingga bahan baku seperti : jantung pisang, ayam kampung, beras, singkong, sayuran, tempe, ikan sungai dari hasil menjaring, kayu bakar, arang dan bahan baku lainnya.



Terima kasih buat semua yang sudah berkenan berkunjung.
Mari menjadi bagian dari budaya pedesaan.




Tradisi Gotong Royong Desa Wisata Jelok

Tradisi Gotong Royong terdapat pada semua masyarakat Indonesia di berbagai daerah, sebagai solidaritas sosial dalam kehidupan masyarakat dan  telah menjadi suatu nilai kearifan lokal bangsa Indonesia.



Gotong royong terjadi dalam beberapa aktivitas kehidupan kehidupan untuk kepentingan  bersama ; seperti dalam bentuk tolong menolong pada saat pesta pernikahan atau khitanan, pada saat adanya musibah, serta gotong royong dalam bentuk kerja bakti.

Gotong royong menjadi bagian dari terwujudnya Kampoeng Jelok Resto serta dalam mempersiapkan beberapa rangkaian acara  Festival Merti Kali Oyo ke-4 yang puncaknya pada bulan agustus 2015.

Nilai gotong – royong menjadi karakter bangsa yang diturunkan secara turun temurun oleh para pendahulu kita. Didalamnya kaya akan nilai edukatif, membangun rasa kebersamaan, berbagi, persatuan dan kepedulian.

Mari melihat lebih dekat, menjadi bagian dari tradisi dan kearifan lokal masyarakat



Suasana Pedesaan Desa Wisata Jelok

Di Desa Wisata Jelok yang berada di kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta tentunya kita akan merasakan nuansa Pedesaan khas Yogyakarta dan juga keindahan pemandangan alam yang menakjubkan.



Suasana yang sejuk dan asri dengan semua keramah tamahan lokal dan jauh dari bisingnya menjadikan Desa Wisata Jelok mempunyai nilai lebih tersendiri. Mulai dari pintu masuk (area parkir) pengunjung akan langsung berjalan kaki sejauh 300meter melewati Jembatan Gantung yang membentang di atas sungai Oyo. Jembatan gantung yang merupakan akses untuk menuju dusun Jelok ini hanya bisa dilewati oleh pejalan kaki atau motor roda dua. Hamparan sawah terbentang di seberang jembatan, yang merupakan jalan ke sekertariat Dewielok. Sesampainya di Sekertariat, pengunjung dapat melihat bangunan utama Berupa rumah panggung yang terbuat dari kayu dan bambu, juga cottage serta fasilitas pendukung seperti toilet, serta balai pertemuan. Jalan Setapak untuk mengelilingi area cottage di sekitar sekertariat terasa asri dengan lintasan yang melewati kolam kolam ikan. Pemandangan yang dapat dilihat dari Sekertariat yaitu bukit dan hamparan sawah yang indah. Jika cuaca cerah pengunjung bisa tracking dan melihat keindahan sunset dari bukit disekitar Dewielok. Di barat daya dari sekertariat, juga terdapat Gua yang juga menarik perhatian. Lapangan yang hijau dikelilingi pohon kelapa dan pepohonan lainnya juga siap untuk pengunjung yang datang berkelompok dan ingin berkemah (camp ground). Untuk penyuka adventure, tidak perlu khawatir, tersedia juga rafting menggunakan perahu (pemandu tersedia) melintasi sungai Oyo, pemandangan sekitar tentu tidak ada duanya. Beberapa jeram menantang tentu tidak mengecewakan.  

Pengunjung dapat memperoleh informasi yang cukup di sekertariat Dewielok dan juga masyarakat sekitar yang ramah menyambut pengunjung. Masyarakat masih memegang nilai budaya dan adat istiadat lokal. Dalam beberapa kesempatan, pengunjung dapat pula belajar dan berpartisipasi mengikuti ritual budaya atau budaya rutin yang diadakan oleh masyarakat.  Bagi yang ingin menginap di home stay dalam paket Live in, akan lebih banyak berinteraksi dengan pemilik rumah dan belajar banyak darinya. Beberapa yang masih sering dilaksanakan yaitu kesenian cokekan (Jawa etnik musik), kendurian, tradisi Merti Kali (bersih desa), Tradisi Methik, dll. Untuk anak anak tersedia juga permainan tradisional seperti membuat dan menerbangkan laying layang, berlatih gamelan, membatik caping (penutup kepala untuk kesawah), dan kesenian serta budaya lainnya.